Senin, 21 April 2014

Pantai Indrayanti, Yogyakarta

Beberapa penginapan yang dikonsep back to nature berdiri dengan gagah di bawah bukit, sedangkan rumah panggung dan gubug yang menyerupai honai (rumah adat Papua) berdiri di dekat pantai. Jet ski kuning teronggok di sudut restoran.
Terletak di sebelah timur Pantai Sundak, pantai yang dibatasi bukit karang ini merupakan salah satu pantai yang menyajikan pemandangan berbeda dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Gunungkidul. Tidak hanya berhiaskan pasir putih, bukit karang, dan air biru jernih yang seolah memanggil-manggil wisatawan untuk menceburkan diri ke dalamnya, Pantai Indrayanti juga dilengkapi restoran dan cafe serta deretan penginapan yang akan memanjakan wisatawan. Beragam menu mulai dari hidangan laut hingga nasi goreng bisa di pesan di restoran yang menghadap ke pantai ini. Pada malam hari, gazebo-gazebo yang ada di bibir pantai akan terlihat cantik karena diterangi kerlip sinar lampu. Menikmati makan malam di cafe ini ditemani desau angin dan alunan debur ombak akan menjadi pengalaman romantis yang tak terlupa.

 
Penyebutan nama partai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama partai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama pantai indrayanti sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama pantai Pulang syawal. Namun, nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada pulang syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan pantai indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai indrayanti terlihat bersih dan
Bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelolah tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar Rp. 10.000,- untuk tiap sampahyang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu inrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.
Berhubung tidak ada jalan, menerobos semak dan perdu sembari memanjat karang pun menjadi pilihan. Sesampainya di atas bukit pemandangan laut yang bebatasan dengan samudra hindia terhampar. Beberapa burung terbang sambil membawa ilalang untuk membangun sarang. Suara debur ombak dan desau angin berpadu menciptakan orkestra yang indah dan menenagkan. Dan dilihat dari barat beberapa pantai yang dipisahkan oleh bukit-bukit terlihat berjajar dan rumah panggung terlihat kecil, sedangkan orang-orang laksana liliput. Saat senja menjelang, tempat ini akan menjadi spot yang bagus untuk menyaksikan mentari yang kembali ke peraduannya.

0 komentar:

Posting Komentar