Kamis, 08 Mei 2014

Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan, Sumbawa Besar



Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan adalah 3 gili yang sangat populer di Lombok. Tidak hanya Lombok, Sumbawa pun memiliki kekayaan serupa yakni Gili Keramat dan Gili Bedil. Di dua pulau kecil ini Anda dapat mengeskplorasi kekayaan bawah lautnya dengan diving serta snorkeling.
Gili Bedil dan Gili Keramat adalah pulau yang tidak berpenghuni. Letaknya di sebelah utara Pulau Sumbawa tepatnya Desa Labuhan Padi, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, NTB. Untuk mencapai dua gili yang bersebelahan itu tidaklah sulit. Jika Anda masuk Sumbawa melalui Pelabuhan Poto Tano lanjutkan perjalanan hingga ke Pantai La Pede, Labuhan Padi. Dari Pantai La Pede sewalah glass-bottom boat untuk menyeberang ke Gili Bedil dan Gili Keramat. Rute terbaik untuk mencapai gili ini adalah dengan menuju Mataram, Lombok terlebih dahulu. Sesampainya disana sewalah kendaraan dan menyeberang dari Pelabuhan Kayangan ke Pelabuhan Poto Tano. Sesampainya di Poto Tano sewalah ojek ke Pantai La Pade. 

Situs Ai Renung, Sumbawa Besar


Cerita masa lalu bisa kita telusuri dari benda-benda peninggalan yang hingga kini masih ada. Situs Ai Renung di Sumbawa Besar, Pulau Sumbawa, NTB menyajikan cerita masa lalu itu melalui deretan sarkofagus.
Situs Ai Renung adalah situs pertama yang ditemukan di Kabupaten Sumbawa. Adalah Dinullah Rayes (Kabid Kebudayaan Kabupaten Sumbawa) dan Drs. Made Purusa (Balai Arkeologi Denpasar) yang berhasil menemukannya melalui penelitian pada tahun 1971. Pada penelitian pertama mereka hanya menemukan 3 buah sarkofagus atau kubur batu. Sedangkan pada penelitian selanjutnya ditemukan jenis yang sama hingga akhirnya kini terkumpul total 7 sarkofagus. 

Istana Bala Kuning, Sumbawa Besar



Sumbawa adalah salah satu kawasan yang menyimpan banyak cerita sejarah. Adalah Istana Bala Kuning yang menjadi saksi bagaimana kisah masa lalu terurai. Destinasi wisata yang wajib dikunjungi.
Istana Bala Kuning adalah kediaman pribadi Sultan Muhammad Kaharuddin III setelah melepas tahtanya. Kini, bangunan dengan ornamen warna kuning itu ditempati oleh Sultan Muhammad Kaharuddin IV. Di tempat ini tersimpan dengan rapi berbagai benda pusaka seperti mahkota, keris, tombak, pakaian kebesaran sultan dan berbagai benda pusaka lainnya. Kita bisa melihat bodong, sarpedang, payung kamutar, tear (timbak/lembing) serta keris. 

Wisma Praja, Sumbawa Besar



Wisma Praja adalah bangunan yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah Sumbawa. Di sinilah kantor terakhir Sultan Sumbawa Kaharuddin II sebelum pindah ke Bala Kuning.
Wisma Praja berada di kompleks Wisma Daerah yang didirikan Belanda pada tahun 1934. Kini di dalam Wisma Praja juga berdiri bangunan rumah dinas Bupati dan lapangan tenis. Di bagian timur terdapat sumur keramat yang bernama Sumir Batir dengan kedalaman 19 meter. Pada masa kesultanan, di kawasan ini berdiri rumah-rumah para pegawai kerajaan yang sekarang tidak bisa kita lihat lagi.

Istana Tua dalam Loka, Sumbawa Besar



Istana Tua Dalam Loka didirikan pada tahun 1885 Masehi dan tercatat sebagai rumah panggung terbesar di dunia. Terletak di jantung kota Sumbawa Besar tepatnya di Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa, istana ini memiliki luas bangunan 904 meter persegi.
Perjalanan wisata ke Sumbawa memang tidak afdol jika belum mengunjungi bangunan bersejarah. Dimasukkan dalam daftar cagar budaya, Istana Tua Dalam Loka dibangun pada era Sultan Muhammad Syah III (1883 – 1931) yang merupakan sultan ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa. Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III dikukuhkan sebagai penguasa Sumbawa berdasarkan Akte Pemerintah Kolonial Hindia Belanda tanggal 18 Oktober 1883. Mulai saat itulah rakyat Sumbawa merasakan penjajahan kolonial Belanda.