Istana Tua Dalam Loka didirikan pada
tahun 1885 Masehi dan tercatat sebagai rumah panggung terbesar di dunia.
Terletak di jantung kota Sumbawa Besar tepatnya di Kelurahan Seketeng Kecamatan
Sumbawa, istana ini memiliki luas bangunan 904 meter persegi.
Perjalanan wisata ke Sumbawa memang tidak
afdol jika belum mengunjungi bangunan bersejarah. Dimasukkan dalam daftar cagar
budaya, Istana Tua Dalam Loka dibangun pada era Sultan Muhammad Syah III (1883
– 1931) yang merupakan sultan ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa. Sultan
Muhammad Jalaluddin Syah III dikukuhkan sebagai penguasa Sumbawa berdasarkan
Akte Pemerintah Kolonial Hindia Belanda tanggal 18 Oktober 1883. Mulai saat
itulah rakyat Sumbawa merasakan penjajahan kolonial Belanda.
Bahan baku pembangunan istana pada masa
itu sebagaian besar didatangkan dari pelosok desa di sekitar istana. Kayu jati
berukuran besar berasal dari hutan Jati Timung sedangkan atapnya yang terbuat
dari seng berasal dari Singapura. Bangunan istana yang kini digunakan sebagai
Museum Daerah Sumbawa ini sarat akan pesan filosofis yakni ‘adat barenti ko syara’, syara’ barenti ko
kitabullah’. Artinya adalah semua aturan adat istiadat maupun
nilai-nilai dalam sendi kehidupan harus bersemangatkan pada syariat Islam. Itu
sebabnya, bangunan Istana Dalam Loka menyatu dengan Masjid Nurul Huda.
Sebelum istana ini dibangun, Kesultanan
Sumbawa berkali-kali berganti istana antara lain Istana Gunung Setia, Istana
Bala Balong dan Istana Bala Sawo. Memasuki kompleks istana kita akan menjumpai
Bala Rea atau juga disebut dengan Graha Besar yang berbentuk rumah panggung
kembar dan ditopang oleh 99 tiang kayu. Jumlah itu sesuai dengan sifat Allah
yang tertuang dalam Asmaul Husna. Di Istana Tua Dalam Loka, kita bisa melihat
ukiran motif khas daerah Sumbawa yang terletak di berbagai ornamen kayu.
Nah, beberapa ruangan disini memiliki
fungsi yang berbeda. Yang pertama adalah Lunyuk Agung yang terletak di bagian
depan. Ruangan ini merupakan tempat dilangsungkannya musyawarah, resepsi dan
serangkaian kegiatan penting lainnya. Selanjutnya ada Lunyuk Mas yakni tempat
khusus bagi permaisuri, isteri menteri dan staf penting kerajaan ketika
dilangsungkan upacara adat. Letaknya bersebelahan dengan Lunyuk Agung. Kemudian
ada ruang dalam sebelah barat yang terdiri dari kamar-kamar yang memanjang dari
arah selatan ke utara sebagai kamar peraduan raja (repan) yang hanya disekat
kelambu dengan ruangan sholat. Sebelah utara ruangan ini merupakan kamar tidur
permaisuri bersama dayang-dayang. Sementara itu di ruang dalam sebelah timur
ada 4 buah kamar yang diperuntukkan bagi putra – putri raja yang telah berumah
tangga. Selain itu ada ruang sidang yang berada di bagian belakang. Pada malam
hari ruangan ini digunakan sebagai tempat tidur para dayang. Di dalam istana
ini juga ada dapur yang terletak berdampingan dengan ruang perhidangan. Kamar
mandi atau pamaning terletak di luar ruang induk yang memanjang dari kamar
peraduan raja hingga kamar permaisuri. Yang terakhir adalah Bala Bale. Ruangan
ini terletak persis di depan ruang tamu permaisuri (Lunyuk Mas) dan berbentuk rumah
dua susun. Lantai pertama yang sejajar dengan Bala Rea sebagai tempat
putra/putri raja bermain. Sedangkan lantai dua untuk permaisuri beserta istri
para bangsawan menyaksikan pertunjukkan yang dilangsung di lapangan istana.
Di luar Bala Rea terdapat beberapa sudut
penting sebagai bagian keseluruhan kompleks istana seperti Keban Alas (kebun
Istana), Bala Buko (gapura/ tembok istana) dan Bale Jam (rumah jam).
Oya, kompleks Istana Tua Dalam Loka juga
menyediakan guide
yang akan mendampingi kita selama kunjungan. Untuk menuju lokasi, kita bisa
menumpang angkutan umum.
0 komentar:
Posting Komentar