Kamis, 08 Mei 2014

Istana Tua dalam Loka, Sumbawa Besar



Istana Tua Dalam Loka didirikan pada tahun 1885 Masehi dan tercatat sebagai rumah panggung terbesar di dunia. Terletak di jantung kota Sumbawa Besar tepatnya di Kelurahan Seketeng Kecamatan Sumbawa, istana ini memiliki luas bangunan 904 meter persegi.
Perjalanan wisata ke Sumbawa memang tidak afdol jika belum mengunjungi bangunan bersejarah. Dimasukkan dalam daftar cagar budaya, Istana Tua Dalam Loka dibangun pada era Sultan Muhammad Syah III (1883 – 1931) yang merupakan sultan ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa. Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III dikukuhkan sebagai penguasa Sumbawa berdasarkan Akte Pemerintah Kolonial Hindia Belanda tanggal 18 Oktober 1883. Mulai saat itulah rakyat Sumbawa merasakan penjajahan kolonial Belanda. 

 
Bahan baku pembangunan istana pada masa itu sebagaian besar didatangkan dari pelosok desa di sekitar istana. Kayu jati berukuran besar berasal dari hutan Jati Timung sedangkan atapnya yang terbuat dari seng berasal dari Singapura. Bangunan istana yang kini digunakan sebagai Museum Daerah Sumbawa ini sarat akan pesan filosofis yakni ‘adat barenti ko syara’, syara’ barenti ko kitabullah’. Artinya adalah semua aturan adat istiadat maupun nilai-nilai dalam sendi kehidupan harus bersemangatkan pada syariat Islam. Itu sebabnya, bangunan Istana Dalam Loka menyatu dengan Masjid Nurul Huda.
Sebelum istana ini dibangun, Kesultanan Sumbawa berkali-kali berganti istana antara lain Istana Gunung Setia, Istana Bala Balong dan Istana Bala Sawo. Memasuki kompleks istana kita akan menjumpai Bala Rea atau juga disebut dengan Graha Besar yang berbentuk rumah panggung kembar dan ditopang oleh 99 tiang kayu. Jumlah itu sesuai dengan sifat Allah yang tertuang dalam Asmaul Husna. Di Istana Tua Dalam Loka, kita bisa melihat ukiran motif khas daerah Sumbawa yang terletak di berbagai ornamen kayu.
Nah, beberapa ruangan disini memiliki fungsi yang berbeda. Yang pertama adalah Lunyuk Agung yang terletak di bagian depan. Ruangan ini merupakan tempat dilangsungkannya musyawarah, resepsi dan serangkaian kegiatan penting lainnya. Selanjutnya ada Lunyuk Mas yakni tempat khusus bagi permaisuri, isteri menteri dan staf penting kerajaan ketika dilangsungkan upacara adat. Letaknya bersebelahan dengan Lunyuk Agung. Kemudian ada ruang dalam sebelah barat yang terdiri dari kamar-kamar yang memanjang dari arah selatan ke utara sebagai kamar peraduan raja (repan) yang hanya disekat kelambu dengan ruangan sholat. Sebelah utara ruangan ini merupakan kamar tidur permaisuri bersama dayang-dayang. Sementara itu di ruang dalam sebelah timur ada 4 buah kamar yang diperuntukkan bagi putra – putri raja yang telah berumah tangga. Selain itu ada ruang sidang yang berada di bagian belakang. Pada malam hari ruangan ini digunakan sebagai tempat tidur para dayang. Di dalam istana ini juga ada dapur yang terletak berdampingan dengan ruang perhidangan. Kamar mandi atau pamaning terletak di luar ruang induk yang memanjang dari kamar peraduan raja hingga kamar permaisuri. Yang terakhir adalah Bala Bale. Ruangan ini terletak persis di depan ruang tamu permaisuri (Lunyuk Mas) dan berbentuk rumah dua susun. Lantai pertama yang sejajar dengan Bala Rea sebagai tempat putra/putri raja bermain. Sedangkan lantai dua untuk permaisuri beserta istri para bangsawan menyaksikan pertunjukkan yang dilangsung di lapangan istana.
Di luar Bala Rea terdapat beberapa sudut penting sebagai bagian keseluruhan kompleks istana seperti Keban Alas (kebun Istana), Bala Buko (gapura/ tembok istana) dan Bale Jam (rumah jam).
Oya, kompleks Istana Tua Dalam Loka juga menyediakan guide yang akan mendampingi kita selama kunjungan. Untuk menuju lokasi, kita bisa menumpang angkutan umum. 

0 komentar:

Posting Komentar